KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TERAPI REALITAS” tepat pada waktunya. Penulis menyadari banyak kekerungan dalam penulis makalah ini. Penulis, juga berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah bermanfaat bagi kita semua.
Banyuwangi,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua motivasi dan perilaku kita adalah dalam rangka memuaskan salah satu atau lebih kebutuhan universal manusia, dan bahwa kita bertanggung jawab atas perilakuyang kita lakukan atau pilih. Individu harus berani menghadapi realitas dan bersedia untuk tidak mengulangi masa lalu. Hal penting yang harus dihadapi seseorang adalah mencoba menggantikan dan melakukan intensi untuk masa depan. Seorang terapis bertugas menolong individu membuat rencana yang spesifik bagi perilaku mereka dan membuat sebuah komitmen untuk menjalankan rencana-rencana yang telah dibuatnya. Dalam hal ini identitas diri merupakan satu hal penting kebutuhan sosial manusia yang harus dikembangkan melalui interaksi dengan sesamanya, maupun dengan dirinya sendiri. Perubahan identitas biasanya diikuti dengan perubahan perilaku dimana individu harus bersedia merubah apa yang dilakukannya dan mengenakan perilaku yang baru. Untuk,itu dalam makalah ini akan membahas mengenai terapi realitas. Karena dalam hal ini terapi realitas dipusatkan pada upaya menolong individu agar dapat memahami`dan menerima keterbatasan dan kemampuan dalam dirinya.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah terapi realitas itu ?
b. Apa saja teori dan konsep dasar dalam terapi realitas ?
c. Apa ciri-ciri dari terapi realitas ?
d. Apa tujuan dari terapi realitas ?
e. Bagaimana fungsi dan peranan bagi terapis ?
f. Bagaimana teknik-teknik dan prosedur dalam terapi realitas ?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian terapi realitas.
b. Untuk mengetahui teori dan konsep terapi realitas.
c. Untuk mengetahui ciri-cirinya.
d. Untuk mengetahui tujuannya.
e. Untuk mengetahui fungsi dan peranannya.
f. Untuk mengetahui teknik-teknik dan prosedurnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TERAPI REALITAS
Terapi realitas adalah sebuah metode konseling dan psikoterapi perilaku kognitif yang sangat berfokus dan interaktif, dan merupakan salah satu yang telah diterapkan dengan sukses dalam berbagai lingkup. Terapi realitas dikembangkan oleh William Glasser pada tahun 1960-an sebagai reaksi penolakan terhadap konsep-konsep dalam konseling psikoanalisa. Willian Glasser lahir pada tahun 1925 di Ohio. Pada usianya yang sangat muda, 19 tahun ia lulus sebagai Insinyur Kimia di Case Institute of Technology. Dan pada umur 23 tahun ia mendapat gelar mag\ster bidang psikologi klinis di Case Western Reserve University, dan pada usianya yang ke-28 tahun glesser lulus sebagai Doktor pada universitas yang sama. Glasser memandang psikoanalisa sebagai suatu model perlakuan yang kurang memuaskan, kurang efektif, dan oleh karena itu ia termotivasi untuk memodifikasi konsep-konsep psikoanalisa dan mengembangkan pemikirannya sendiri berdasrkan pengalaman hidup dan pengalaman klinisnya. Karena terapi realitas berfokus pada problem kehidupan masa kini dan penggunaan teknik mengajukan pengajuan pertanyaan oleh terapis realitas , terapi realitas terbukti sangat efektif dalam jangka pendek, meskipun tidak terbatas pada itu saja.
B. TEORI DAN KONSEP DASAR TERAPI REALITAS
Teori yang mendasari terapi realitas disebut “teori pilihan”. Karena pada dasarnya motivasi dan perilaku manusia dihasilkan atau dipilih sebagai upaya untuk memenuhi satu atau lebih dari lima kebutuhan universal. Dari sini kita dapat merumuskan lima prinsip utama teori pilhan , antara lain :
1. Kebutuhan-kebutuhab dasar kita, karena motivasi dan perilaku manuisa dirancang untuk memenui satu atau lebih dari lima kebutuhan dasar yang dibangun dalam susunan genetis kita yaitu : kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan untuk merasa mampu dan berprestasi, kebutuhan untuk memperoleh kesenangan, kebutuhan untuk memperoleh kebebasan dan kemandirian , dan kebutuhan untuk hidup.
2. Dunia berkualitas, kita bangun dengan cara mengisinya dengan gambar-gambar, symbol-symbol orang, tempat, benda, keyakinan, ide, nilai yang penting atau spesial dan memiliki kualitas untuk kita.
3. Frustasi
4. Perilaku total
5. Persepsi dan realitas terkini, bagaimana orang-orang meresepsikan dunia disekitar mereka, maupun bagaimana mereka meresepsikan diri, tentu saja membentik realitas meraka mengenai dunia dan diri mereka pada titik tertentu.
C. CIRI-CIRI TERAPI REALITAS
1. Terapi realitas menolak tentang konsep penyakit mental.
2. Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap-sikap.
3. Terapi realitas berfokus pada saat sekarang, bukan kepada masa lampau.
4. Terapi realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai.
5. Terapi realitas tidak menekankan transferensi.
6. Terapi realitas menekankan aspek-aspek kesadaran, bukan aspek-aspek ketidak sadaran.
7. Terapi realitas menghapus hukum.
8. Terapi realitas menekankan tanggung jawab, yang oelh glasser didefinisikan sebagai “kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan melakukannya dengan cara yang tidak mengurangi kemampuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
D. TUJUAN TERAPI REALITAS
Tujuan umum terapi realitas adalah membantu seseorang untuk mencapai otonomi. Pada dasarnya, otonomi adalah kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal. Kematamgan ini menyiratkan bahwa orang-orang mampu bertanggung jawab atas siapa mereka dan ingin menjadi apa mereka serta mengembangkan rencan-rencana bertanggung jawab dan realitas guna mencapai tujuan-tujuan mereka. Terapi realitas membantu orang-orang dalam menentukan dan mempelajari tujuan-tujuan mereka. Selanjutnya, ia membantu mereka dalam menjelaskan cara-cara mereka menghambat kemajuan ke arah tujuan-tujuan yang ditentukan oleh mereka sendiri.
E. FUNGSI DAN PERANAN TERAPIS
Tugas dasar terapis adalah melibatkan diri dengan klien, dan membuatnya menghadapi kenyataan. Glasser merasa bahwa , ketika terapis menghadapai para klien, dia memaksa mereka itu untuk memutus apakah mereka akan atau tidak akan menempuh “jalan yang bertanggung jwab”. Terapis tidak membuat pertimbanga-pertimbangan nilai dan putusan-putusan bagi para klien, sebab tindakan demikian akan menyingkirkan tanggung jawab mereka miliki. Tugas terapis bertindak sebagai pembimbing yang membantu klien agar bisa menilai tingkahlakunya sendiri. Terapis harus bersedia untuk berfungsi sebagai seorang guru dalam hubungan dengan klien. Ia harus mengajari klien bahwa tujuan terapi tidak diarahkan kebahagiaa. Terapi realitas berasumsi bahwa klien bisa menciptakan kebahagiannya sendiri dan kunci utama menemukan kebahagiaan adalah penerimaan tanggung jawab. Oleh karena itu terapis tidak menerima tindakan klien menyalahkan apa pun atau siapapun diluar dirinya atas ketidak bahagiaannya pada saat sekarang.
F. TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR –PROSEDUR TERAPI
1. Terlibat dalam permainan peran dengan klien.
2. Menggunakan humor.
3. Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun.
4. Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencan yang spesifik bagi tindakannya.
5. Bertindak sebagai model dan guru.
6. Memasang batas-batas dan meyusun sistem terapi.
7. Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak realitas.
8. Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari kehidupan yang efektif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terapi realitas adalah sebuah metode konseling dan psikoterapi perilaku kognitif yang sangat berfokus dan interaktoif, dan merupkan salah satu yang telah diterapkan dengan sukses dalam berbagai lingkup. Teori yang mendasari terapi realitas disebut “teori pilihan”. Ciri-ciri terapi realitas :
1. Terapi realitas menolak tentang konsep penyakit mental.
2. Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap-sikap.
3. Terapi realitas berfokus pada saat sekarang, bukan kepada masa lampau.
4. Terapi realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai.
5. Terapi realitas tidak menekankan transferensi.
6. Terapi realitas menekankan aspek-aspek kesadaran, bukan aspek-aspek ketidak sadaran.
7. Terapi realitas menghapus hukum.
8. Terapi realitas menekankan tanggung jawab.
Tujuan umum terapi realitas adalah membantu seseorang untuk mencapai otonomi. Tugas dasar terapis adalah melibatkan diri dengan klien, dan membuatnya menghadapi kenyataan.
Teknik-teknik dan prosedur-prosedur terapi :
1. Terlibat dalam permainan peran dengan klien.
2. Menggunakan humor.
3. Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun.
4. Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencan yang spesifik bagi tindakannya.
5. Bertindak sebagai model dan guru.
6. Memasang batas-batas dan meyusun sistem terapi.
7. Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak realitas.
8. Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari kehidupan yang efektif.
B. PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya susun , semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya menanti kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca guna pembuatan makalah saya selanjutnya agar lebih baik lagi. Amin.
tolongg
ReplyDeletetambahkan referensi...terima kasihh