MAKALAH MANFAAT BUAH NAGA DAN CARA PEMBUDIDAYAAN LENGKAP

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Tanaman buah naga merupakan salah satu produk hortikultura yang termasuk komoditas internasional. Asal buah naga ini adalah Meksiko. Pada tahun 1870, tanaman buah naga dibawa oleh orang prancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Buah naga adalah buah tanaman jenis kaktus dari keluarga Hylocereus dan Selenecerius.

Nama buah naga tersebut diberikan pada buah naga yang berasal dari empat jenis tumbuhan, antara lain : Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging putih, Hylocereus Polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah, Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih dan Hylocereus Costaricensi buah naga daging super merah.Sejak diperkenalkan sebagai buah yang enak dan memiliki banyak khasiat, dalam ekspo “Agritec” di Tokyo tahun 1999. Buah  naga kian populer dan banyak diburu orang.

Buah naga memang belum banyak dikenal di Indonesia. Buah ini sulit diperoleh di pasar-pasar tradisional dan hanya dijumpai di pasar swalayan tertentu saja. Selain masih sedikit yang menanamnya, juga disebabkan tanaman ini masih tergolong jenis tanaman budidaya baru.

Tanaman buah naga dapat dimanfaatkan sebagai obat, buah naga dapat menurunkan kadar kolesterol, menyeimbangkan kadar gula darah, mencegah kanker usus, menguatkan daya kerja otot, meningkatkan ketajaman mata. Pada umumnya buah naga dinamakan sebagai pelepas dahaga karena kandungan airnya yang sangat tinggi, sekitar 90 persen dari berat buah yang rata-rata mencapai 0,5-1 kg rasannya juga cukup manis karena kadar gulanya yang mencapai 13-18 brinks. Buahnya juga dapat diolah menjadi sirup, sari buah, selai, jelly, dan manisan kering buah naga. Buah naga dapat mencegah penyakit diabetes mellitus, jantung stroke, dan penyakit kardiovaskuler.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :
1.      Apa saja khasiat buah naga?
2.      Bagaimana teknik budidaya buah naga?
3.      Bagaimanakah keuntungan ekonomi dalam menanam buah naga?

1.2    Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitiannya adalah :
1.    Untuk mengetahui asal usul buah naga.
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis buah naga.
3.    Untuk mengetahui khasiat pada buah naga.
4.    Untuk mengetahui bagaimana teknik-teknik membudidayakan buah naga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Asal Usul Buah Naga
Buah Naga atau Dragon Fruit ini adalah jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang  juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan termasuk di indonesia. Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias.

Kemudian orang Vietnam mengetahui ternyata buah dari tanamanini dapat dimakan. Cara bertanam orang Vietnam masih secara tradisional seperti cara bertanam orang India Amerika Selatan. Tumbuhan buah naga ditanam di antara pohon-pohon lain yang bertindak sebagai panjatan yang murah.

Pada musim buah naga antara bulan Juli dan Oktober, buah ini sangat melimpah di Vietnam, sampai dihidangkan sebagai pencuci mulut di pesawat Vietnam Airlines.

2.2   Jenis-Jenis Buah Naga
Jenis buah naga yang telah dibudidayakan ada empat, yaitu buah naga berdaging putih (Hylocereus undatus), buah naga berdaging merah (H. polyrhizus), buah naga berdaging super merah (H. costaricensis), dan buah naga berkulit kuning dengan daging putih (Selenicereus megalanthus).

Buah naga berdaging putih (H. undatus) paling banyak dijumpai di pasaran. Berat buahnya rata-rata 400-500 gr. Rasanya kurang manis bila dibandingkan dengan buah naga berdaging merah. Oleh karena itu harga buah naga merah lebih mahal jika dibandingkan dengan buah naga berdaging putih. Buah naga berdaging merah juga dianggap lebih berkhasiat. Namun beratnya maksimum hanya 400 gr.


Buah naga paling mahal adalah yang berdaging super merah (super red). Rasanya sangat manis dengan berat mencapai 900 gr. Jenis ini memiliki batang berlilin, hijau keputih-putihan dengan tepian tajam, memiliki duri-duri sangat kecil. Panjang bunganya sekitar 30 cm dengan daun-daun pembalut besar.

Buah naga berkulit kuning dengan daging putih, mempunyai ukuran paling kecil jika dibandigkan dengan jenis lainnya, hanya sekitar 80-100 gr. Oleh karena itu, buah naga jenis ini tidak sesuai untuk dikomersilkan. Buah naga jenis ini biasanya ditanam di daerah dingin dengan ketinggianmlebih dari 800 meter di atas permukaan laut. Buah naga ini memiliki batang hijau ramping, tepiannya tidak tajam. Bunga berwarna putih. Panjang bunga sekitar 30 cm, dengan daun-daun pelindung kecil.

Jenis-jenis lain dari buah naga yang umumnya hanya ditanam sebagai tanaman hias adalah sebagai berikut :

a.  Hylocereus calcaratus, memiliki batang yang lembut, hijau dengan lekukan yang jelas. Panjang bunga sekitar 35-37 cm, dan lebarnya sekitar 20-30 cm.

b. Hylocereus escuintlensis, memiliki batang hijau dengan tepian coklat. Panjang bunga 28-31 cm, lebarnya sekitar 24-36 cm.

 c. Hylocereus minutiflorus, memiliki batang hijau, dengan bunganya semacam duri kaku pada bagian bawahnya. Bunga berwarna merah, dengan panjang 5 cm dan lebarnya 8-9 cm.

d.  Hylocereus monacanthus, memiliki batang hijau abu-abu, dengan tepian tajam. Panjang bunga dapat mencapai 30 cm. Corong bunga berupa daun-daun pembalut yang letaknya renggang. Buahnya merah dengan daging buah berwarna hijau.

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian

kualitatif. Rancangan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi. Data deskripsi tersebut berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.

Kualitatf penelitian data ini ditunjukan ciri-cirinya antara lain sebagai berikut :

1. Berlatar alamiah
Penelitian alamiah dilakukan pada latar alamiah atau kanteks dari suatu ketuhanan. Menurut kami hal ini dilakukan Karena teknologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan.

2. Penetian sebagai instrumen
Dalam kualitatif, peneliti merupakan alat pengumpul data yang utama. Hal ini disebabkan peneliti sebagai manusia dapat berhubungan dengan responden atau ofjek penelitian.

3. Penyajian data secara kualitatif
Data dalam penelitian ini disajikan secara kualitatif yaitu dengan texs naratif. Data-data tersebut disajikan dengan diberi keterangan. Dalam penelitian ini akan mendiskripsikan “ MANFAAT DAN PEMBUDIDAYAAN BUAH NAGA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT “.

3.2  Sumber - Sumber yang Digunakan
Sumber – sumber bahasan yang digunakan untuk pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.  Metode Biografi : Yaitu metode dengan cara meliti majalah dan media lainnya.
2. Metode Observasi : Yaitu penulis terjun langsung ke lapangan untuk penelitian agar mudah mendapatkan data-data.
3.  Dan informasi dari beberapa tokoh masyarakat di sekitar desa purwoharjo.

3.3 Data dan Sumber Data
Data adalah semua bahan informasi yang harus dicari dan dikumpulkan serta dipilih. Data dalam penelitian ini adalah penelitian kepada masyarakat yang dikerjakan oleh siswa berdasarkan tugas Bahasa Indonesia. Sumber data penelitiani ni adalah sumber secara internet.

3.4 Teknik Pengumpula Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini pengumpul data dapat dilakukan dengan menggunakan obsevasi, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan pembaca mengenai “ MANFAAT DAN PEMBUDIDAYAAN BUAH NAGA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT “. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan sebagai berikut :

1.  Observasi :
Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Dari hasil observasi tersebut kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data yang kongkrit secara langsug dilapangan atau tempat penelitian.

2. Dokumentasi :
Sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Adapun defenisi dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan dalam pengolaan kegiatan pembelajaran.

BAB VI
PEMBAHASAN

4.1 Khasiat Buah Naga
Kandungan air buah ini sangat tinggi serta rasanya cukup manis, buah ini dapat menghilangkan dahaga. Sebuah sumber badang Litbang pertanian menyebutkan, buah naga dapat menurunkan kadar kolesterol, menyeimbangkan kadar gula darah, mencegah kanker usus, menguatkan daya kerja otot, meningkatkan ketajaman mata, dan menghaluskan kulit. Buah naga kaya dengan vitamin dan mineral, yang dapat membantu miningkatkan daya tahan tubuh dan melancarkan metabolisme.

Secara keseluruhan, buah ini baik untuk kesehatan dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi sehari-hari. Hasil analisis laboraturium oleh Taiwan Food Industry Develop and Research Autoritis menunjukkan buah naga mengandung zat-zat sebagai berikut :
                                               
Zat-zat di atas memiliki fungsi antara lain sebagai berikut :
1.      Protein dari buah naga merah mampu melancarkan metabolisme   tubuh, dan menjaga kesehatan jantung.
2.      Serat berfungsi mencegah kanker usus, penyakit kencing manis, dan baik untuk diet.
3.      Karoten berfungsi menjaga kesehatan mata, menguatkan otak, dan  mencegah penyakit.

Bagian lain dari tanaman buah naga juga bisa dimanfaatkan. Buah naga yang masak memang dapat langsung dikonsumsi. Sedangkan buah yang belum masak dapat dibuat sup. Bunga buah naga juga dapat dikonsumsi yaitu dengan menjadikannya sayur urap, digoreng, atau dapat dikeringkan untuk dijadikan minuman semacam teh.


Dahan atau cabang buah naga juga dapat dimakan yaitu dijadikan salad, urap, digoreng, dan dijadikan sup. Masakan dari dahan tumbuhan buah naga dipercaya dapat membuang racun dalam tubuh dan membersihkan pencernaan.

Buah naga juga sangat bermanfaat jika dikonsumsi sehari hari. Selain itu, manfaat buah naga lainnya secara tidak langsung yang penting adalah untuk menurunkan kadar kolestrol, memperkuat tulang dan gigi, merawat kesehatan mata, dan merawat kesehatan jantung. Berikut adalah beberapa manfaat buah naga untuk dikonsumsi sehari hari.

1. Memperkuat tulang dan gigi
2. Baik untuk membersihkan usus
3. Mencegah peradangan
4. Menjaga ion tubuh
5. Buah untuk meningkatkan stamina

Mengingat manfaat kesehatan sangat banyak sekali, jangan pernah ragu untuk mengkonsumsi buah naga agar kesehatan anda selalu terjaga sepanjang hari. Buah ini juga dapat membantu sistem pencernaan tubuh manusia.

Sampai saat ini masih belum ditemukan efek samping konsumsi buah naga, buah ini dapat dikonsumsi oleh wanita hamil, menyusui, penderita diabetes, penyakit jantung, hingga penderita asma. Namun perlu diketahui bahwa satu-satu nya efek yang akan anda terima adalah air seni dan feses yang agak berubah kemerah-merahan. Bayi berumur 1 tahun juga telah dapat diberikan konsumsi buah naga.

4.2          Teknik Budidaya Buah Naga
4.2.1      Memilih Bibit Buah Naga
                Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:

-          Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.

-          Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.

-          Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.

-          Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.

-          Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.

-          Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.

-          Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.

-          Siram bedengan atau polybag yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.

-          Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.

-          Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.

-          Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.

4.2.2 Persiapan budidaya buah naga
Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Kali ini alamtani membahas metode budidaya buah naga dengan tiang panjat tunggal. Dengan sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

4.2.3      Pembuatan tiang panjat
Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.

4.2.4      Pengolahan tanah
setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.

Campurkan 10 kg pasir dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak  300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata. Timbun kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah di timbun kembali tersinari matahari dan mengering.Setelah 2-3 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.

4.2.5      Penanaman bibit buah naga
Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.

Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.

4.3  Pemupukan dan Perawatan Buah Naga
4.3.1 Pemupukan
Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.

Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.

4.3.2 Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar. Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisitanah.
               
Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.

4.3.3  Pemangkasan
Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
               
Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.

Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik.

4.4 Pemanenan
Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal.

Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman. Berarti  dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun.

Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Jika dulu makan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak tersedia dan hanya dikenal mempunyai efek pencahar perut, ternyata adanya hubungan antara konsumsi serat dan insiden timbulnya beragam penyakit. Sebagai pencegahan penyakit, buah-buahan dan sayuran menjadi primadona untuk makanan tinggi serat. Tak hanya buah yang umum dikenal dan dijual di pasar, namun beragai buah aneh atau asing pun ditawarkan seperti halnya buah naga yang kaya akan khasiat bila mengkonsumsinya.

5.2          Saran
Setelah mengetahui bahwa disetiap bagian buah maga mengandung zat gizi dan manfaat tersendiri, maka kita hendaknya mau menjadikan buah naga sebagai makanan sehat untuk keluarga.


DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga
http://manfaat.co.id/manfaat-buah-naga
http://alamtani.com/budidaya-buah-naga.html

MAKALAH KTI PEMBUATAN BATIK TULIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni batik merupakan suatu seni  menghias kain dengan warna – warni yang membentuk suatu motif yang  mempunyai arti dan filosofi . Seni membatik sudah ada sejak jaman kerjaan majapahit dan sampai saat ini.   Seni batik mempunyai karakter dan ciri khas masing masing daerah sehingga memudahkan untuk dapat di kenali  asalnya batik tersebut  dengan cara  mengenali corak dan motifnya,  misalnya batik dari  Solo dan Yogyakarta dengan ciri khas   geometris pada batiknya. Contohnya Sidomukti, Sidoluruh, dan Sidoasih. Selain motif geometris, ciri khas batik Solo adalah ukuran motifnya yang kecil, atau istilahnya Truntum.

Seni membatik di warsikan secara turun temurun mulai dari cara sederhana manual , dan saat ini perkembagan bati dikenal dengan batik cap, dan batik cetak printing dengan corak motif modern sehingga memberikan kesan modern dan lebih update sesuai jamannya.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apadefinisi batik tulis?
2.      Apa saja alat yang digunakan ? 
3.      Bagaimana proses pembuatan batik tulis?
4.      Bagaimana hasilnya?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulis untuk mengetahui pengertian batik tulis, proses pembuatan batik tulis dan alat-alat yang digunakan dalam membuat batik tulis.

1.4  Metode Penulisan
a) Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan metode penulisan
b) Pembahasan berisi materi


BAB II 
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Batik Tulis
Menurut bahasa Jawa, kata batik diambil dari kata “ambatik” yaitu kata “amba” yang berarti menuis dan akhiran “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik mempunyai arti menulis atau melukis titik. Tetapi secara esensial, batik diartikan sebagai sebuah proses atau teknik menahan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya, batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain.

Batik tulis adalah suatu teknik melukis diatas kain, dimana kain tersebut akan dihias dengan tekstur dan corak batik dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan batik tulis digunakan alat yang dinamakan canting. Batik tulis merupakan batik yang didalam pembuatannya diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan batik tulis. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

2.2    ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN BATIK TULIS

1.  Kain Mori
Kain mori adalah bahan baku batik yang bias terbuat dari katun, sutera, polyster, rayon dan bahan sintesis yang lainnya. Warna kain mori adalah putih.Kualitas kain ini beragam, dan setiap kualitasnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Kain mori yang akan dipakai sebelummnya dipilih (dijahit pada bekas potongan) terlebih dahulu supaya benang pakan tidak terlepas. Setelah dipilit, lalu kain dicuci dengan air tawar hingga bersih.

2.  Canting
Canting adalah untuk membatik, yang terabuat dari bahan tembaga dan bamboo.Canting dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna.Canting dipergunakan untuk menulis atau membuat motif-motif batik yang diinginkan.
Canting terdiri dari cucuk (saluran kecil) nyamplungan dan gagang terong.Lubang cucuk bermacam-macam, ada yang besar dan kecil.Banyaknya cucukpun beragam ada yang satu cucuk, dua cucuk, tiga cucuk.


3.   Gawangan
Gawangan adalah alat untuk menyangkutkan dan membentangkan kain mori sewaktu dibatik.Gawangan terbuat dari kayu atau bamboo.Gawangan ini harus dibuat sedemikian rupa agar mudah dipindah-pindahkan, kuat dan ringan.

4.  Lilin
Lilin adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Penggunakan lilin untuk membatik berbeda dengan lilin yang biasa. Lilin untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.

5.  Wajan
Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin atau malam. Wajan terbuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain. Wajan yang terbuat dari tanah liat, tangkainya tidak mudah panas, tapi agak lambat memanaskan malam.Sedangkan wajan yang terbuat dari logam, tangkainya mudah panas, tetapi cepat memanaskan malam.

2.3    PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS
Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberiaan malam (lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai keinginan atau tetap bewarna putih sebelum kemudian diberi malam.

Proses pemberian malamini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam, pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (waxresist).

Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan dengan beberapa warna yang diinginkan.

Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai, maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan.Batik yang  telah menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebuasan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam dengan air dingin lalu dijemur.

2.4. Contoh karya hasil membatik.
a. Batik banyuwangi ( dikenal dengan motif gajah oling )

b. Batik dari Jogja ( dikenal dengan motif )

dan masih banyak lagi motif – motif batik yang tersebar di Indonesia

BAB III
PENTUP
3.1. KESIMPULAN
Batik tulis adalah suatu teknik melukis diatas kain, dimana kain tersebut akan dihias dengan tekstur dan corak batik dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan batik tulis digunakan alat yang dinamakan canting. Batik tulis merupakan batik yang didalam pembuatannya diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan batik tulis.

3.2. SARAN

Batik merupakan warisan budaya yang diakui oleh UNESCO, sudah seharunya untuk menjaga dan melestarikan dan mengembangan seni batik sebagai ciri khas bangsa Indonesia untuk dapatnya selalu diterima dan mengikuti perkembangan jaman.

DAFTAR PUSTAKA
http://ambatikindonesia.blogspot.co.id/2014/09/ciri-khas-batik-solo-jogja-pekalongan.html
http://bnetpwj.blogspot.co.id/2016/02/makalah-kti-pembuatan-batik.html