Sinopsis Buku Bukan Sebuah Mimpi
SINOPSIS NOVEL " BUKAN SEBUAH MIMPI"
Identitas Novel
Judul : BUKAN SEBUAH MIMPI
Tahun terbit : 2010
Pengarang : Maria Cecilia
Penerbit : Sinar Matahari, Jakarta
Ukuran buku : 11.5 x 17.5
Tebal buku : 128 halaman
Cetakan : Ke-1, Jakarta
SINOPSIS
Dianita sasongko memelototkan mata dan menghibaskan rambutnya yang sebahu ke belakang. Ia merasa muak dengan sikap Tania. Meskiun Tania salah satu sahabat karibnya,namun hari ini dian benar benar bĂȘte banget sama dia! Seharian ini mereka belanja bareng bersama dengan henidar, dan sikap, Tania benar benar menyebalkan. dia telah merusak suasana , membuat jengkel setengah mati.
Mula –mula dian memang perlu bersikap mengalah, dan sejak hari Tania mengajaknya shopinh pulang sekolah. Setelah itu henidar pun seorang kembangnya SMU Budi Luhur bahkan kartika dan dina ikut bergabung padahal tadinya mereka tak mau melihat dian dengan sebelah mata pun dian tak mampuke monalisa hari hari ini karena monalisa adalah salon kecantikan termahal dimana paling sedikit uang satu juta pasti melayang. Karena belum pernah ikut bertanding dian tahu Tania takut untuk bersaing , soalnya dia tahu dian gadis yang tercantik di Surabaya, Lagipula mana mungkin keluarga mengizinkan Tania bergabung mereka kan kolot. Tania mencabut selembar formulir pendaftaran dari rak yang disediakan disitu dan melempar senyuman licik kepada dian, beliau kan mantan putri Surabaya waktu seumurku Di situlah Ibu ketemu Ayah yang kebetulan jadi jurinya enggak jadi soal buat mereka dan aku pasti akan ikut kontes itu kalau kamu memaksa ingin dikalahkan di depan umum.”
Dian kemudian meneliti formulir terpilih harus menyerahkan sebuah foto dan esei.pendaftaranya dan segera menyadari bahwa ia menghadapi masalah kesepuluh finalis yang yang terpilih harus menyerahkan foto dan esei tentu tak ada masalah dengan foto, tak ada satu pun fotona yang jelek sejak ia masih bayi sampai sekarang.tetapi Tania enggak becus dalam soal tulis menulis, mustahil kalau dia membuatnya sendiri. Pasti dia menyuruh orang lain membuatnya, dengan memanfaatkan kekayaanya kepada kepala sekolah pun bisa membuatkanya. Tiba-tiba dian tersenyum lebar ada jalan keluar seseorang akan rela membantunya esei yang berisi ketulusan, kejujuran dan menyentuh hati. Orang itu tak ungkin menolaknya sambil mencewalkman di daklam tas kulitnya, dian berlari-lari kecil ke koridor di lantai dasar tempat toko-toko murahan berada. Ia menuju ke tempat yang berpapan nama warna oranye jarang dian mau merakyat seperti ini apa lagi menginjak tempat semacam itu kalaupun ia ke lantai dasar paling-paling Cuma untuk membeli es krim,ke bank atau ke penjual CD/DVD. Diantara gadis-gadis yang berdiri di restoran dengan setelan oranye lengkap dan celemek kuning menyala Cuma ada satu yang menarik. Mungkin karena air mukanya yang segar atau rambutnya dengan potongan klasik yang membingkai wajahnya yang cantik dengan pacaran mantanya sungguh menarik
Setelah itu ia datang lagi dngan madsud meminjam uang. Uang yang ditabung leoni untuk membeli mobil ibamanya. Dian memang terlambat membayarnya tetapi ia datang ke rumah leoni dengan mobil berpita pink, dian memang pintar mengambil hati orang. Dua menit kemudian Leoni sudah duduk di samping dian di bangku panjang sambil mengunyah hotdog hangat. Leoni memang selalu sibuk bekerja untung juga, pikir dian kalau dia ikut juga bisa-bisa leoni jadi sainganya yang berat dengan wajahna yang cantik alami itu. Sambil berlari ke luar dari gedung itu,Dian bersorak di dalam hati. Terima kasih banyak leoni batinya, kamu telah membuuatku masuk final dari lantai bawah mall seorang gadis dengan mata berbinar berlari menghampiri mreka kepalanya bertengger sebuah topi besar berlogo kue coklat mereknya took kue joy connection.
Saat keluar dari elevator hatinya sudah agak tenang. Dian pasti tampil menyakinkan dalam pakaian renang dian terus berpikir sepanjang perjalanan pulang dengan mengendarai escudo putihanya segalanya tampak jafi jauh lebih mudah. Kalau Tania bisa menyewa seorang pembimbing kenapa ia tidak. Irvan zalani,cwok yang diremehkan piker Prita sambil mengambil sadwichnya orangnya pendek dan kemejanya selalu kusut celananya selalu kepanjangan atau kedodoran atau keduanya cowok-cowok lain umunya menjahuinya karena irvan tidak atletis, sedangkan cwek-cwek menganggap dia kutu buku karena memakai kacamata tebal kayak professor
Oh leoni kamu enggak ngerti! Ini bukan soal kimia! Aku juga lagi mikirin kontes putrid Surabaya maall itu.masudku bisa enggak sih ngebayangin kalo aku jalan di pentas bersama cewek-cewek lain seperti seperti sepupu dian dan Tania?lalu,gimana dengan soal bakat? belum lagi soal gaun malam di mana aku bisa mendapatkan yang bagus? Waktu prita memasuki lingkungan SMU Surabaya mengenakan rok nomor dua puluh tujuh dan sedikit sapuan mascara di bulu matanya. yang coklat kemerahan dan lentik itu hasilnya sungguh luar biasa! Hampir semua mata cowok SMU Surabaya memandang kearahnya dengan tatapan yang sangat kagum. jadi apa yang se benarnya terjadi? Bukankankah ia ini langsing, popular, di tawari kencan dua cowok tanpan sekaligus yang semuanya mampu melupakan kimianya yang gagal. Tetapi kenapa ia terasa hampa?
Dian pulang dengan hati yang panas, sewaktu di SMP diapernah ikut latihan tari daerah secara rutin. Dian tampak begitu menarik dengan kostumnya dulu! Kok sampai lupa! Ia menghambur ke kamarnya dan menggeledah lemarinya . masih ada tas kanvas tua berisi pakaian tarinya ada di bagaian belakang lemari! sambil membuka retsluting tas itu dian tersenyum lega. Sepatu hitamnya masih bagus malah keliatan masih baru. Dian mencoba memakaiya saying, sudah terlalu kecil dua nomor! Ia mengambil gunting dan membuat lubang pada sepatu. Padahal ia bisa memeli yang baru di mall. Hati leoni berbunga bunga saat ia bersama nikolas menyusuri jalan-jalan Surabaya dengan tas kerja pangkuanya dan sedikit sapuan farfum di belakang telinganya hari itu rencananya ia akan bertemu dengan seoang yang membantunya masuk insititut fashion. Omong-omong diandesis Tania sikapmu tadi di panggung benar benar kampungan deh. mentang mentang aku lebih unggul dalam soal bakat enggak berarti kamu bisa menjegal aku di panggung! Dian ingin melihat aku kalah”dian terdiam. Memang semua itu benar.mereka berdua kalah gara gara ulah mereka sendiri! Mereka kalah karena jawaban mereka ngaco.ketiga sahabat itu lalu berpelukan dengan hangat dan Dian merasa jauh lebih dekat lagi dengan mereka.
0 comments:
Post a Comment